Selain menjadi perhiasan, sekarang ini emas sering kali dijadikan investasi oleh sebagian masyarakat di seluruh dunia lantaran memberikan imbal hasil yang lebih dibanding jika hanya menabung di bank saja.
Gold Investment Advisor Endy junaedy Kurniawan menuturkan bahwa imbal hasil tabungan tidak pernah melewati inflasi sehingga boleh dibilang tahun demi tahun daya beli masyarakat turun. Padahal tadinya niat untuk menabung supaya bisa digunakan ditahun tertentu ternyata imbal hasilnya tidak sampai.
"Artinya yang menabung, jatuhnya rugi. Nah oleh sebab itu lebih baik investasi emas karena naiknya lebih dari inflasi. Ketika kita akan menggunakannya, misalnya untuk tujuan pendidikan dan sebagainya bisa kita jual dan nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang diperlukan," ungkap Endy kala ditemui dalam acara acara Indonesia Finansial Expo & Forum (IIEF) 2011 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu, (18/6/2011).
Selain itu Endy menuturkan jika ingin berinvestasi dalam bentuk emas lebih baik berinvestasi dalam bentuk emas batangan. Hal ini dikarekan jika kita berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan emas itu hanya sebagai trend mode atau fashion saja. Ketika keluar model baru maka perhiasan yang lama akan dijual, jadi investasinya tidak dalam jangka panjang di mana sebaiknya investasi dalam bentuk emas itu sebaiknya untuk investasi dalam jangka waktu menengah hingga jangka waktu panjang.
Sementara itu, pada masa sekarang ini masyarakat di Indonesia sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk berinvestasi dalam hal lain daripada menabung di bank.
"Jadi orang makin sadar bahwa menabung tidak memberikan imbal hasil yang cukup, jadi di Indonesia sendiri kesadaran untuk berinvestasi sudah mulai bagus. Cuma kalau pun emas dianggap sebagai investasi pilihan silahkan selebihnya masyarakat bisa pilih reksa dana kemudian sukuk ritel, obligasi dan sebagainya," pungkasnya.
Endy pun menuturkan dalam kurun waktu selama enam bulan jumlah nasabah bank tidak bertambah atau flat. Laporan bulan Januari 2010 jumlah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan turun Rp 40 triliun di indonesia, menurutnya ini dikarenakan kesadaran berinvestasi masyarakat yang sudah tinggi.
"Tingkat kesadaran investasi yang tinggi tersebut dikarenakan tingkat taraf edukasi masyarakat dari hari ke hari semakin tinggi dimana dengan edukasi yang terus dilakukan oleh berbagai pihak membuat orang berpikir untuk mulai memikirkan masa depan dengan mempunyai plan yang baik," tukasnya.
Sumber : okezone.com
Gold Investment Advisor Endy junaedy Kurniawan menuturkan bahwa imbal hasil tabungan tidak pernah melewati inflasi sehingga boleh dibilang tahun demi tahun daya beli masyarakat turun. Padahal tadinya niat untuk menabung supaya bisa digunakan ditahun tertentu ternyata imbal hasilnya tidak sampai.
"Artinya yang menabung, jatuhnya rugi. Nah oleh sebab itu lebih baik investasi emas karena naiknya lebih dari inflasi. Ketika kita akan menggunakannya, misalnya untuk tujuan pendidikan dan sebagainya bisa kita jual dan nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang diperlukan," ungkap Endy kala ditemui dalam acara acara Indonesia Finansial Expo & Forum (IIEF) 2011 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu, (18/6/2011).
Selain itu Endy menuturkan jika ingin berinvestasi dalam bentuk emas lebih baik berinvestasi dalam bentuk emas batangan. Hal ini dikarekan jika kita berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan emas itu hanya sebagai trend mode atau fashion saja. Ketika keluar model baru maka perhiasan yang lama akan dijual, jadi investasinya tidak dalam jangka panjang di mana sebaiknya investasi dalam bentuk emas itu sebaiknya untuk investasi dalam jangka waktu menengah hingga jangka waktu panjang.
Sementara itu, pada masa sekarang ini masyarakat di Indonesia sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk berinvestasi dalam hal lain daripada menabung di bank.
"Jadi orang makin sadar bahwa menabung tidak memberikan imbal hasil yang cukup, jadi di Indonesia sendiri kesadaran untuk berinvestasi sudah mulai bagus. Cuma kalau pun emas dianggap sebagai investasi pilihan silahkan selebihnya masyarakat bisa pilih reksa dana kemudian sukuk ritel, obligasi dan sebagainya," pungkasnya.
Endy pun menuturkan dalam kurun waktu selama enam bulan jumlah nasabah bank tidak bertambah atau flat. Laporan bulan Januari 2010 jumlah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan turun Rp 40 triliun di indonesia, menurutnya ini dikarenakan kesadaran berinvestasi masyarakat yang sudah tinggi.
"Tingkat kesadaran investasi yang tinggi tersebut dikarenakan tingkat taraf edukasi masyarakat dari hari ke hari semakin tinggi dimana dengan edukasi yang terus dilakukan oleh berbagai pihak membuat orang berpikir untuk mulai memikirkan masa depan dengan mempunyai plan yang baik," tukasnya.
Sumber : okezone.com
0 comments:
Post a Comment