Pada suatu pagi, seorang dermawan memulai pidatonya dalam ruangan yang dipenuhi oleh sekitar lima puluh orang pendengar. Di tangannya tergenggam selembar uang kertas Rp 100 ribu.
Ia bertanya: 'Saudara-saudara, siapa yang menginginkan uang ini?'
Tangan para pendengar satu per satu diangkat ke atas.
Si dermawan lalu berkata, 'Akan kuberikan uang ini, tapi izinkan saya membaginya dengan adil.' Ia tampak merobek-robek uang itu, hingga membuat uang itu terbagi menjadi 50 potong.
Ia lalu kembali bertanya kepada hadirin, 'Siapa yang masih menginginkan benda ini?'
Tak seorang pun mengangkat tangannya ke udara.
'Baiklah,' katanya, 'bagaimana kalau yang ini?' dermawan itu menunjukkan sekeping uang Dinar emas.
Ia kembali bertanya, 'Saudara-saudara, siapa yang menginginkan sekeping Dinar emas ini?'
Tangan pendengar satu per satu diangkat ke udara.
Si dermawan lalu berkata, 'Akan kuberikan keping Dinar emas ini, tapi izinkan saya melakukan hal ini.'
Ia tampak memelintir Dinar emas itu, seperti seseorang yang menyobek-nyobek kertas, hingga membuat keping emas itu penyok di sana-sini. Ia lalu kembali bertanya pada hadirin, 'Siapa yang masih menginginkan benda ini?'
Tangan para pendengar kembali diangkat ke udara.
'Baiklah,' katanya, 'bagaimana kalau aku lakukan ini?'
Si dermawan itu lalu membanting keping Dinar emas yang tak lagi bulat rata itu ke lantai, lalu menginjak-injaknya dengan sepatu. Ia lantas mengambil benda yang telah tak berwujud lagi, kecuali seperti gumpalan sisa permen karet, dan dekil, itu.
'Hayo, sekarang, siapa yang masih menginginkannya?'
Semua tangan masih terangkat ke udara.
Sumber : wakalanusantara.com
Jika anda ingin berbagi, silahkan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link di bawah ini! Terimakasih.
Baca juga artikel terkait di bawah ini :
1. Mengelola uang berdasarkan fungsinya
2. Amankah simpanan uang Anda?
3. Mengapaa Arab Saudi tidak memakai dinar?
Ia bertanya: 'Saudara-saudara, siapa yang menginginkan uang ini?'
Tangan para pendengar satu per satu diangkat ke atas.
Si dermawan lalu berkata, 'Akan kuberikan uang ini, tapi izinkan saya membaginya dengan adil.' Ia tampak merobek-robek uang itu, hingga membuat uang itu terbagi menjadi 50 potong.
Ia lalu kembali bertanya kepada hadirin, 'Siapa yang masih menginginkan benda ini?'
Tak seorang pun mengangkat tangannya ke udara.
'Baiklah,' katanya, 'bagaimana kalau yang ini?' dermawan itu menunjukkan sekeping uang Dinar emas.
Ia kembali bertanya, 'Saudara-saudara, siapa yang menginginkan sekeping Dinar emas ini?'
Tangan pendengar satu per satu diangkat ke udara.
Si dermawan lalu berkata, 'Akan kuberikan keping Dinar emas ini, tapi izinkan saya melakukan hal ini.'
Ia tampak memelintir Dinar emas itu, seperti seseorang yang menyobek-nyobek kertas, hingga membuat keping emas itu penyok di sana-sini. Ia lalu kembali bertanya pada hadirin, 'Siapa yang masih menginginkan benda ini?'
Tangan para pendengar kembali diangkat ke udara.
'Baiklah,' katanya, 'bagaimana kalau aku lakukan ini?'
Si dermawan itu lalu membanting keping Dinar emas yang tak lagi bulat rata itu ke lantai, lalu menginjak-injaknya dengan sepatu. Ia lantas mengambil benda yang telah tak berwujud lagi, kecuali seperti gumpalan sisa permen karet, dan dekil, itu.
'Hayo, sekarang, siapa yang masih menginginkannya?'
Semua tangan masih terangkat ke udara.
Sumber : wakalanusantara.com
Jika anda ingin berbagi, silahkan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link di bawah ini! Terimakasih.
Baca juga artikel terkait di bawah ini :
1. Mengelola uang berdasarkan fungsinya
2. Amankah simpanan uang Anda?
3. Mengapaa Arab Saudi tidak memakai dinar?
0 comments:
Post a Comment