Permainan Monopoly Emas

Friday, December 17, 2010


Monopoly memang menjadi permainan yang menarik bagi sebagian orang. Bahkan mereka betah berjam-jam menikmati permainan ini. Namun kali ini monopoly tidak untuk dimainkan. Seorang pencinta monopoly membuat permainan monopoly menjadi sebuah karya seni.

Monopoly Emas itu disumbangkan ke Museum Sejarah Alam Smithsonian atau Smithsonian Institution National Museum of Natural History di Washington DC. Permainan  2.000.000 dollar atau setara dengan Rp 18 triliun ini dipinjamkan untuk dipamerkan selama dua tahun ke depan di Museum Keuangan Amerika Wall Street.

Sosok yang berhasil menciptakan monopoli emas itu adalah Sidney Mobell. Mobell mendapatkan ide untuk membuat satu set monopoly emas ketika ia mendengar tentang kejuaraan Monopoly Dunia 1988 di London. Parker Brothers memberinya komisi, dan Mobell menghabiskan satu tahun untuk mengerjakannya dan dengan teliti pada bagian yang rumit dengan tangan.

Dasar atau papannya dilapisi emas 23 karat, dan semua bagian terbuat dari emas 18-karat padat. Berlian ditata sisi dadu untuk menandai angka. Di atas cerobong rumah-rumah dihiasi dengan batu rubi, sedangkan batu safir diletakkan di atas hotel. Sebuah topaz berkilauan sebagai bola lampu pada ruang "Perusahaan Listrik", dan ruby menetes dari keran air". "Itu adalah sangat menyenangkan," kata Mobell, yang tinggal di San Francisco.

Ketika Mobell membuatnya, biaya emas sekitar $ 300 per ounce, katanya. Saat ini harganya $ 380 per ounce

Pada tahun 2003, Mobell menyumbangkan permainan - bersama dengan ciptaan aneh lainnya, termasuk perangkap tikus emas dan toilet - untuk Smithsonian, yang berafiliasi dengan Museum of American Keuangan.

"Monopoli adalah permainan yang sangat simbolis di Amerika," kata David Cowen, presiden Museum Keuangan Amerika. "Permainan itu dipopulerkan pada saat keuangan sulit di tahun 1930-an. Sebagai bangsa yang lagi menghadapi masa ekonomi sulit, aku senang memiliki benda ini di sini."

"saya adalah pemain yang tidak pandai," katanya sambil tertawa, mengingat waktu mantan Perdana Menteri Inggris Edward Heath mudah mengalahkan dia saat bermain di set emas. "Salah satu dari anak-anak bisa mengalahkan aku silih berganti."

Tren Logam Mulia

Jika anda suka artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link di bawah ini! Terimakasih.
Bookmark and Share

Baca juga artikel terkait di bawah ini :
1. Replika mobil termahal
2. Gigi emas nenek
3. Belajar dari krisis Dubai

0 comments:

Post a Comment