Pernah berpikir mengunjungi sebuah tempat yang dipenuhi emas batangan berbukit-bukit seperti menemukan harta karun?
Melihat emas batangan berbukit-bukit, kini tak hanya sebatas mimpi di siang bolong. Bank Indonesia memiliki sebuah etalase kaca di tengah ruang khasanah. Disamping menyajikan tumpukan emas batangan, ruangan ini juga berfungsi untuk memberikan informasi tentang peran emas dalam sejarah perkembangan sistem moneter dari waktu ke waktu.
Tak hanya melihat-lihat saja, tapi bila kita mengunjungi museum BI yang terletak di jalan Pintu Besar Utara nomor 3 Jakarta Barat, kita akan dapat memegang dan merasakan langsung bagaimana memegang emas-emas batangan tersebut.
Emas, seperti dikutip dalam buku Museum Bank Indonesia; Menapak Ruang Waktu adalah sumber cadangan devisa. Emas berfungsi sebagai cadangan yang dapat dicairkan sewaktu-waktu saat krisis.
Museum yang diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 29 Juli 2009 lalu ini berfungsi sebagai pengenalan tentang fungsi emas sebagai simbol kekayaan negara dan cadangan devisa.
Dahulu, masing-masing kalangan mempunyai alat tukarnya yang berbeda. Kemudian, bank mengeluarkan banknotes sebagai alat tukar yang universal. Namun, masyarakat masih sanksi dengan keabsahannya sampai bank mengeluarkan cadangan emas sebagai jaminan (emas moneter) yang dapat ditukarkan sewaktu-waktu.
Dalam perkembangan perdagangan selanjutnya, masyarakat mulai terbiasa dengan uang. Cadangan emas tidak mungkin lagi mengejar perputaran uang dalam bisnis yang bergulir cepat. Meskipun begitu, emas masih sangat berguna sebagai komponen cadangan devisa negara. Emas juga sangat berguna saat terjadi krisis politik, ekonomi dan nilai tukar. Jika terjadi penurunan terhadap nilai tukar dolar Amerika atau peningkatan penerimaan negara, emas sangat membantu mengerek ke situasi yang lebih baik.
Selain museum emas moneter, di museum Bank Indonesia kita juga dapat mengunjungi Ruang Sejarah Bank Indonesia, Ruang Penerbitan dan Pengedaran Uang, Ruang Numismatik Ruang Hijau dan Ruang Bersejarah yang dibuka setiap hari kerja tanpa dipungut biaya masuk alias gratis.
Sumber : okezone.com
Jika anda ingin berbagi artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link di bawah ini! Terimakasih.
Baca juga artikel terkait di bawah ini :
1. Sudah amankah uang Anda di Bank?
2. Angka dan fakta tentang emas
3. Investasi emas dengan cara tidak biasa
Melihat emas batangan berbukit-bukit, kini tak hanya sebatas mimpi di siang bolong. Bank Indonesia memiliki sebuah etalase kaca di tengah ruang khasanah. Disamping menyajikan tumpukan emas batangan, ruangan ini juga berfungsi untuk memberikan informasi tentang peran emas dalam sejarah perkembangan sistem moneter dari waktu ke waktu.
Tak hanya melihat-lihat saja, tapi bila kita mengunjungi museum BI yang terletak di jalan Pintu Besar Utara nomor 3 Jakarta Barat, kita akan dapat memegang dan merasakan langsung bagaimana memegang emas-emas batangan tersebut.
Emas, seperti dikutip dalam buku Museum Bank Indonesia; Menapak Ruang Waktu adalah sumber cadangan devisa. Emas berfungsi sebagai cadangan yang dapat dicairkan sewaktu-waktu saat krisis.
Museum yang diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 29 Juli 2009 lalu ini berfungsi sebagai pengenalan tentang fungsi emas sebagai simbol kekayaan negara dan cadangan devisa.
Dahulu, masing-masing kalangan mempunyai alat tukarnya yang berbeda. Kemudian, bank mengeluarkan banknotes sebagai alat tukar yang universal. Namun, masyarakat masih sanksi dengan keabsahannya sampai bank mengeluarkan cadangan emas sebagai jaminan (emas moneter) yang dapat ditukarkan sewaktu-waktu.
Dalam perkembangan perdagangan selanjutnya, masyarakat mulai terbiasa dengan uang. Cadangan emas tidak mungkin lagi mengejar perputaran uang dalam bisnis yang bergulir cepat. Meskipun begitu, emas masih sangat berguna sebagai komponen cadangan devisa negara. Emas juga sangat berguna saat terjadi krisis politik, ekonomi dan nilai tukar. Jika terjadi penurunan terhadap nilai tukar dolar Amerika atau peningkatan penerimaan negara, emas sangat membantu mengerek ke situasi yang lebih baik.
Selain museum emas moneter, di museum Bank Indonesia kita juga dapat mengunjungi Ruang Sejarah Bank Indonesia, Ruang Penerbitan dan Pengedaran Uang, Ruang Numismatik Ruang Hijau dan Ruang Bersejarah yang dibuka setiap hari kerja tanpa dipungut biaya masuk alias gratis.
Sumber : okezone.com
Jika anda ingin berbagi artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link di bawah ini! Terimakasih.
Baca juga artikel terkait di bawah ini :
1. Sudah amankah uang Anda di Bank?
2. Angka dan fakta tentang emas
3. Investasi emas dengan cara tidak biasa
0 comments:
Post a Comment