8 Alasan mengapa beralih ke Emas

Monday, April 12, 2010

Emas

  1. Penyimpan nilai terbaik dan anti inflasi. Pada zaman Nabi S.A.W., harga seekor kambing adalah 1 dinar. Pada zaman sekarang 1 dinar dapat membeli kambing dengan kualitas super. 1 dinar sekarang adalah kurang lebih 1.300.000 (1 Dinar = 4.25gram emas 22 karat).
  2. BERNILAI karena emas adalah logam mulia, walaupun emas jadi penyok, banyak goresan, patah tetap harganya tidak berubah selama beratnya masih sama. Jika anda mempunyai emas 22 karat dan beratnya 4,25 gram maka anda sudah memiliki 1 dinar walaupun tidak berbentuk koin.
  3. Berlaku di seluruh dunia sepanjang masa. Jika anda ingin membuka usaha di negara lain dengan membawa uang kertas Rupiah dan ternyata telah terjadi konflik sosial dan politik di negara Indonesia yang mengakibatkan Rupiah terpuruk maka pasti anda akan rugi karena nilai Rupiah jatuh. Bayangkan jika anda membawa emas, nilainya akan tetap atau bahkan sangat menguntungkan.
  4. Investasi paling terjamin dan menguntungkan. Ongkos naik haji tahun 1998 ialah 97 dinar tapi di tahun 2008 hanya perlu 26 dinar saja. Jadi anda tak perlu menambah uang bahkan dapat pergi haji bertiga plus ada sisanya.
  5. Kebanyakan pakar ekonomi adalah penyimpan emas. Mereka tahu tentang kelemahan uang kertas.
  6. Negara China adalah penyimpan emas terbanyak dunia. Semua keuntungan bisnis dibelikan emas. China akan menguasai perekonomian dunia karena memiliki cadangan emas terbesar.
  7. Peningkatan rata-rata 20-37% pertahun tanpa terkena inflasi. Sumber: www.kitco.com
  8. Tidak ada seorang pun yang bisa mempermainkan harga.

Uang

  1. Sewaktu-waktu terjadi inflasi. Contohnya Dulu nilai Rupiah (Rp) lebih tinggi dari Ringgit Malaysia (RM). Tetapi sekarang malah terbalik, 1 RM setara dengan kira-kira Rp 3.000
  2. Bernilai karena disahkan oleh pemerintah dan nilainya dicetak pada kertas. Coba saja belanjakan uang kertas yang sobek, banyak coretan sana sini, benang pengaman telah lepas, angkanya tidak nampak. Pasti tidak diterima oleh penjual.
  3. Nilai uang kertas kuat hanya dalam kondisi ekonomi membaik. Jika terjadi krisis maka nilainya akan jatuh. Contoh nyata ketika terjadi krisis tahun 1965 hingga pemerintah mengambil kebijakan sanering uang kertas ( Rp 1000 menjadi Rp. 1 ) yang membuat banyak orang jadi bangkrut. Dan krisis ekonomi tahun 1998 dimana Rupiah dari Rp 3.000 per dolar menjadi Rp. 15.000 per dolar.
  4. Kalau anda menabung selama 10 tahun untuk pergi haji dalam bentuk uang, maka anda harus menambah uang lagi dan hanya cukup untuk satu orang saja.
  5. Masyarakat banyak menyimpan uang di Bank untuk jangka panjang sedikit demi sedikit. Bank tidak menjamin terhindar dari inflasi. Padahal itu sangat tidak menguntungkan.
  6. Amerika negara pencetak uang kertas terbanyak dunia tanpa cadangan emas. Mereka menyangka dengan cara ini mata uangnya menjadi kuat. Lihat akibatnya saat ini ekonomi Amerika terpuruk.
  7. Inflasi rata-rata pertahun 10%. Deposito BCA baru 6% pertahun (susut 4%). Kerugian ini tidak nampak karena jumlah uang kita bertambah.
  8. Alat paling beresiko karena sanering uang kertas bisa saja terjadi. Tak takutkah anda jika Rp 100,000 anda di bank dibuang 3 kosong dibelakangnya menjadikan Rp 100 saja! Masih ingatkah anda dengan ulah George Soros yang mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah. Tidak mustahil terjadi kembali.

0 comments:

Post a Comment